Senin, 23 Mei 2011

Ini Proyek Percepatan Pembangunan Ekonomi

SBY Luncurkan Masterplan Pembangunan

SBY juga membentuk komite untuk mengawasi pelaksanaan masterplan.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Pembangunan Rusun

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI). Dalam peluncuran ini, SBY melakukan telekonferensi dengan empat gubernur yakni Gubernur Papua, Gubernur Sumatera Utara, Gubernur Banten, dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).


Presiden mengatakan, ada dua hal yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan masterplan itu. "Pertama, berhasil membangun ekonomi, berarti sasaran dapat kita capai," kata SBY, di Jakarta Convention Center, Jumat, 27 Mei 2011.

Kedua, menurut dia, Indonesia gagal meningkatkan perekonomian bangsa dan meningkatkan kesejahteraan. "Alias masterplan gagal. Tidak bisa kita jalankan," ujar dia.

Menurut dia, gagal atau berhasilnya pelaksanaan masterplan tersebut tergantung pada bangsa Indonesia itu sendiri. "Kita ingin, jika berumur panjang, tahun 2025 kita melihat kisah sukses masterplan ini," ujarnya.

SBY mengatakan, ada lima faktor yang membuat gagal dan tak terlaksananya masterplan ini. Antara lain, birokrasi yang lambat, kemudian pemerintah daerah ada kepentingan yang menyebabkan tidak lancarnya proyek pembangunan nasional.

Selain itu, masterplan terancam gagal jika investor ingkar janji dan tidak memenuhi rencananya. "Juga jika ada kepentingan dan politik yang tidak sehat," ucap Yudhoyono.

Selanjutnya, kata dia, sebagai implementasi, SBY sudah menandatangani peraturan presiden untuk membentuk Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi. "Komite ini saya pimpin dan Menko Perekonomian sebagai ketua harian," ujar SBY.

Komite tersebut akan mengawasi, memantau, dan mendorong pelaksanaan masterplan.

Peluncuran itu ditandai pemasangan tiang pancang di empat lokasi proyek, yakni Timika, Cilegon, Sei Mangke, dan Kupang, jumlah proyek yang akan diresmikan mencapai 17 proyek. Total investasi Rp190 triliun yang bersumber dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta nasional, foreign direct investment, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Sebanyak 17 proyek itu diharapkan selesai pada 2014. Bila terealisasi, proyek tersebut akan menyerap investasi sebesar Rp4.000 triliun.


Proyek-proyek itu berdasarkan laporan tertulis Kementerian Koordinator Perekonomian

Ilustrasi Proyek Konstruksi

Pemerintah berencana untuk meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia hari ini, Jumat, 27 Mei 2011.

Dalam peluncuran masterplan tersebut juga akan diikuti dengan dimulainya pemasangan tiang pancang sejumlah proyek yang dipusatkan pada empat lokasi antara lain Sei Mangke (Sumatera Utara), Cilegon (Jawa Barat), Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat), dan Timika Papua.

Berdasarkan laporan tertulis Kementerian Koordinator Perekonomian, berikut proyek-proyek yang dimulai pemasangan tiang pancang tersebut:

1. Sei Mangke (Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)
a. Di lokasi ini direncanakan dibangun proyek pembangunan Kawasan Industri Kelapa Sawit Sei Mangke yang akan dilaksanakan oleh PT Perkebunan Negara III (PTPN III). Dengan nilai investasi Rp2,5 triliun dimulai tahun ini dan diperkirakan selesai 2014.

b. Proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Peusangan 1 dan 2 (2x44 MW) di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yang terletak di Takengon, Ibukota Kabupaten Aceh Tengah di dataran tinggi Gayo. Proyek ini rencananya akan dibiayai oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan estimasi biaya Rp1,53 triliun.

c.Dibangun proyek Broadband Access dan Through Broadband Access Plan oleh PT Telkom Indonesia yang merupakan pemerataan Access Broadband untuk seluruh wilayah Indonesia. Dimulai tahun ini hingga 2015.

2. Cilegon (Jawa Barat)
a.Proyek pembangunan pabrik baja moderen yang merupakan joint operation antara PT Krakatau Steel dan POSCO, Korea Selatan. Investasi senilai Rp60 triliun untuk dua tahap.

b. Pencanangan Proyek Floating Storage and Regasification Unit Jawa Barat. Nilai proyek Rp59 triliun.

c. Proyek perluasan pabrik stamping, engine, casting, dan assembling kendaraan bermotor oleh PT Astra Daihatsu Motor berlokasi di Kawasan Industri Surya Cipta Karawang. Nilai investasi Rp2,4 triliun dengan produksi pertama mulai beroperasi pada 2014.

d. Proyek jalan bebas hambatan Tanjung Priok seksi E2 dan NS yang berlokasi di Jakarta. Proyek ini dibiayai oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC), pemerintah pusat, pemda, PT Angkasa Pura, dan PT Jasa Marga Tbk dengan nilai investasi Rp1,6 triliun.

e. Proyek Chemical Grad Alumunium berlokasi di Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat sebagai rangkaian terakhir. Pelaksana proyek ini adalah PT Aneka Tambang Tbk yang diperkirakan selesai 2013 dengan nilai investasi Rp4,3 triliun.

3. Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat)
a. Proyek Waduk Pandan Duri berlokasi di Kabupaten Lombok Timur, NTB. Investornya melibatkan pemerintah pusat, dan pemda dengan nilai investasi Rp728 miliar.

b. Proyek Bendungan Titab yang akan dibangun di Desa Ularan, Buleleng, Bali. Dilaksanakan oleh pemerintah pusat yang didanai dari APBN dengan nilai investasi sebesar Rp481 miliar.

c. Proyek perluasan pembangunan bandara internasional Ngurah Rai dengan sumber dana oleh BUMN dengan nilai proyek Rp1,94 triliun.

4. Timika (Papua)
a. Pencanangan dibangunnya proyek jalan raya Timika-Enarotali sepanjang 135 kilometer. Nilai investasi sebesar Rp600 miliar yang akan dilaksanakan oleh pemerintah Provinsi Papua dan pemerintah Kabupaten Merauke.

b. Pembangunan proyek jalan raya dari Merauke-Waropko sepanjang 600 kilometer dengan nilai investasi Rp1,2 triliun.

c. Proyek pertambahan dan pengolahan nikel serta kobal dengan tenaga hidrometalurgi di Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Timur, di Provinsi Maluku Utara. Proyek ini didanai oleh PT Weda Bay Nickel senilai Rp50 triliun. Diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 2.500-3.000 orang saat operasi.

d. Proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Miangas (150 kwp) dan proyek PLTS Sebatik (200 kwp) di Kalimantan Timur yang akan dimulai pada 2011 oleh PLN. Kedua proyek ini sebagai bagian dari pembangunan proyek PLTS 100 pulau. Dengan ini diharapkan dapat meningkatkan elektrifikasi di wilayah Indonesia Timur dari 53,08 persen menjadi 53,12 persen.

i-Frame